Sambiloto adalah salah satu tumbuhan obat Indonesia yang sangat populer. Selain sambiloto, tumbuhan ini juga dikenal dengan nama Pepaitan (Sumatera), Ki oray, ki peurat, takila (Sunda), atau takilo (Jawa), xuyen tam lien, cong cong (Vietnam), kirata, mahatitka (India/Pakistan), chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), atau creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris).
Herba sambiloto dapat digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan, antara lain radang hati, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), radang paru, radang saluran napas, radang ginjal akut, radang telinga tengah, radang usus buntu, sakit gigi, demam, malaria, kencing nanah, kencing manis, batuk rejan, sesak napas (asma), tekanan darah tinggi, keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut, bahkan juga diyakini dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker seperti hamil anggur dan tumor paru.
Secara umum herba sambiloto dapat digunakan dengan cara sebagai berikut. Herba kering sebanyak 10 – 20 gram direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 – 4 kali sehari, 4 – 6 tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk mencuci bagian yang sakit atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.
Herba sambiloto mengandung senyawa-senyawa lakton, antara lain andrografolida, deoksiandrografolida, neoandrografolida, 14-deoksi-11, 12-dihidroandrografolida, dan homoandrografolida. Senyawa andrografolida memiliki aktivitas hepatoprotektif. Di samping itu juga terdapat senyawa-senyawa flavonoida, garam-garam kalium, kalsium, dan natrium, serta asam kersik dan damar. Senyawa-senyawa flavonoida paling banyak diisolasi dari akar, antara lain polimetoksiflavon, andrografin, dan panikulin.
Sambiloto merupakan terna semusim, tinggi 50-90 cm, batang memiliki banyak cabang berbentuk segi empat (kuadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daunnya merupakan daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-3 cm. Bunganya merupakan bunga majemuk, berupa perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari ujung batang atau ketiak daun. Bunganya kecil-kecil, berbibir bentuk tabung, warnanya putih berbercak ungu. Selintas tampak seperti burung-burung kecil yang sedang terbang mengepakkan sayapnya. Buahnya berupa kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5-2 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah membujur menjadi 4 keping. Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda.
Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan rumah, di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Sambiloto mudah diperbanyak dengan biji atau setek batang.